Di Jaman modern ini, masih banyak
anggapan perempuan adalah kaum yang lemah. Pandangan semacam ini membuat
perempuan dianggap remeh, dilecehkan, dan pemikirannya sering diabaikan.
Tetapi kisah tiga perempuan yang akan tampil di Kick Andy kali ini akan mengubah pandangan miring seperti itu. Sebab dengan Kekuatan Cinta Wanita, mereka mampu mengubah kehidupan banyak orang.
Tetapi kisah tiga perempuan yang akan tampil di Kick Andy kali ini akan mengubah pandangan miring seperti itu. Sebab dengan Kekuatan Cinta Wanita, mereka mampu mengubah kehidupan banyak orang.
Masnu’ah
Apa yang dilakukan seorang istri
nelayan, Masnu’ah adalah luar biasa. Perempuan kelahiran Rembang, Jawa
Tengah ini membantu para istri nelayan untuk meningkatkan penghasilan dan
meningkatkan taraf hidup keluarga nelayan. “Penghasilan nelayan itu adalah
suatu yang tidak pasti. Bahkan kadang tidak ada penghasilan sama sekali apabila
cuaca di laut lagi tidak bersahabat,” ujar Masnu’ah yang akrab disapa Mba Nuk
ini. Berbekal dari keadaan itulah, Mba Nuk akhirnya mengajak sejumlah istri
nelayan di Desa Morodemak, Jawa Tengah untuk membuat suatu koperasi yang diberi
nama Kelompok Puspita Bahari. Di organisasi ini mereka belajar agar hasil
tangkapan para nelayan itu bisa meningkat nilainya. Jika selama ini hasil
tangkapan nelayan yang berupa ikan itu dijual secara segar, maka ibu-ibu
kelompok istri nelayan ini juga membuat dan menjual hasil olahan lainnya
seperti ikan asin, kerupuk ikan dan lain-lainnya.
Bahkan yang lebih mencengangkan adalah walaupun Mbak Nuk ini hanya lulusan SD ia aktif di bidang hukum. Mba Nuk sering melakukan pendampingan para istri nelayan terutama para korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT.
Bahkan yang lebih mencengangkan adalah walaupun Mbak Nuk ini hanya lulusan SD ia aktif di bidang hukum. Mba Nuk sering melakukan pendampingan para istri nelayan terutama para korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT.
Els
De La Croix
Begitu juga apa yang dilakukan Els
De La Croix kadang membuat kita berdecak kagum. Wanita keturunan Belanda yang
lahir di Surabaya 68 tahun ini mengabdikan dirinya untuk membantu dan menolong
anak-anak Indonesia yang kurang beruntung. Ibu Els, demikian wanita ini biasa
disapa, begitu prihatin dan tergetar hatinya kala melihat nasib anak-anak yang
tidak mempunyai kedua orangtua akibat korban tsunami, kebakaran dan musibah
lainnya. Ibu Els dibantu rekannya yang warga Belanda, Kitty mendirikan sebuah
panti asuhan di Semarang, Jawa Tengah yang diberi nama Tunas Rajawali. ”Hingga
kini anak-anak yang ditampung di panti jumlahnya sudah ratusan,” kata Ibu Els
menerangkan. Panti Asuhan Tunas Rajawali tidak hanya menampung anak-anak saja
tetapi juga menyekolahkannya hingga mereka tamat bangku kuliah dan bekerja.
Elena Khusnul Rahmawati
Terheran-heran karena melihat ada
desa di kaki Gunung Rinjani yang mengalami krisis air adalah menjadi titik
balik Elena Khusnul Rahmawati. ”Tidak mungkin desa yang berada di kaki gunung
kok mengalami krisis air selama bertahun-tahun,” ujar wanita 43 tahun ini
melihat kondisi warga Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara
Barat. Dengan meyakinkan, Elena akhirnya mengajak seluruh warga untuk bergotong
royong membelah bukit untuk memasang pipa sejauh 25 kilometer. Perjuangan
Elena yang menguras tenaga dan bahaya itu memang tidak sia-sia. Kini warga
Sajang yang tadinya hanya sebatas mimpi mendapatkan air kini menjadi kenyataan.
Posting Komentar